Selamat Menapaki Daerah Kekuasaan Emosi saya..!!!

November 28, 2010

it's friendship...

"Jadi gimana? Persahabatan kita mau dilanjutin ga?!!"


Sontak saya ngakak mendengar kalimat tersebut. Aneh dan kocak. Waktu saya cerita sama temen saya tentang kejadian tersebut, temen-temen saya malah nganggep saya yang aneh. Katanya ga ada yang salah dengan kalimat tersebut--maklum, saya ngomongnya dihadapan manusia pencinta tata bahasa--.


Dan...  Kali ini, saya agak sedikit alay kali ya? Karena topik saya kali ini ga jauh-jauh dari persahabatan--sebuah momentum kontroversial dalam dunia remaja|untungnya saya masih remaja--. Yep, anak remaja pasti ga bisa hidup tanpa sahabat--even some of them can survive by their richness--.


Remaja dan persahabatan bukan air dan minyak, tapi gigi dan lidah(?). Gigi dan lidah adalah dua sahabat yang sangat karib. Bahu membahu mengunyah makanan. Gigi yang menghancurkan dan lidah yang mengoper-oper makanannya kesana-kemari. Sangat-sangat dekat. Saking dekatnya, lidah akhirnya bisa digigit sama si gigi.


Begitulah analogi singkatnya--dan kalo gue sahabatan, gue ga mau jadi GIGI-nya!--. Punya banyak sahabat seperti punya banyak gigi--bukan punya banyak lidah!!!--. Anak bayi kasian abis, ga bisa nikmatin lezatnya steak sirloin karena ga punya gigi. Makanya, enakkan punya gigi?, bisa cobain semua makanan tanpa terkecuali. Seperti halnya punya banyak sahabat, kita bisa menikmati semua arti kehidupan di dunia ini tanpa terkecuali.

Saya pernah bilang kalau persahabatan seperti dahan pohon. Dia senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa berguguran. Sementara pacaran, seperti daun-daunnya. Dia tumbuh dan pasti akan layu dan gugur di sapu angin.


Friendship is pioneered by love,
even friends dont kiss...



But, the trouble is: how to expand our social network?
Dude! It's harder than having teeth!


Yep, bertemen ga semudah punya gigi kan? Kita harus tahu dan mengerti dengan baik tata cara mendapatkan teman. Agar kita ga terjerumus dalam derita kemaluan! ex:

You're in the situation that you're being in admist of a big party. You don't have any friends because they dont come yet. Wtf will you do to abolish your boredom? The answer is find your new friends. You should know well about the friends that will be your new homie.
Yep, kalo kita ga tahu siapa yang bakal jadi temen kita dan salah milih temen baru, kita bisa aja dipermaluin di pesta tersebut. Misalkan kita akhirnya bertemen sama seorang DJ, tiba-tiba dia nyuruh kita gantiin kerjaannya cuz dia mau ke toilet sebentar, dia ga tahu kalo kita ga bisa nge-DJ, karena penampilan kita menyakinkan, maka tanpa pikir panjang dia berani nyuruh kita gantiin kerjaannya. Dude! Malu--malu deh kita gara-gara musik yang kita kasih terdengar aneh karena ga pernah makan piranti DJ.


Huh, and the next trouble is: How to keep our friends to make them stay our friends?

I dunno which one is easier: keep teeth stay white and fresh breath or keep our friends stay our friends?


Huh...
Terkadang mau kumpul sama temen juga tergantung mood juga sih. Kadang kita lebih mood sendiri kan? Memang, ngatur waktu buat temen sama susahnya dengan menjaga kesehatan gigi!!!
Just love your friends like your teeth, and you'll always protect them.


Teman itu ada di saat kita tahu dan tidak tahu. Itulah teman sejati. Like this one:


Di suatu ketika, ada dua orang pemuda korban kapal karam di samudra yang luas hingga mereka terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Kedua pemuda ini sepakat membagi pulau kecil tersebut menjadi dua wilayah sama besar: satu untuk pemuda A dan satu lagi untuk B, untuk mengetahui siapakah dari mereka berdua yang lebih beruntung.


Pemuda A berdoa dalam hatinya, "Ya Tuhan...pliiiss, laper, kasih makanan ya? ya? ya?"
Kemudian sang Pemuda A menemukan sebuah pohon dengan buah yang banyak di wilayahnya. Dengan sigap, ia menerkam buah-buah tersebut saking laparnya dan tidak membaginya dengan pemuda B. Pemuda A melirik ke arah B dan melihat bahwa B masih melongo tanpa makanan.


Keesokan harinya pemuda A berdoa lagi, "Ya Tuhan...kesepian nih...butuh istri, kasih ya?"
Secara tiba-tiba seorang wanita terdampar di wilayahnya. A langsung meminang wanita bohai tersebut. Jadilah ia melepas masa lajangnya. Sementara B masih saja bengong tanpa hiburan.


Keesokan harinya, pemuda A berdoa lagi, "Ya Tuhan...saya minta rumah mewah, mobil, motor, permata, berlian, (bla,bla,bla)."
Sangat ajaib! semua permintaannya terkabul begitu saja di kemudian hari. Seperti sihir! Dan si B masih saja tanpa apa-apa.


Hari berikutnya pemuda A berdoa lagi, "Ya Tuhan, saya mau pulang, saya kangen sama rumah saya...kasih kapal ya? Plisssss..."
Dan seperti sihir lagi, sebuah kapal tertambat di wilayahnya. Tanpa pikir panjang, dia memboyong istrinya dan makanan tanpa menyisakan untuk pemuda B lalu berlalu, berlayarlah meninggal pulau tersebut. Sementara si B di tinggal dan terdiam kesepian.


Tiba-tiba suara membahana dari angkasa, di tambah gemuruh petir yang bersautan di-make up-i kelabunya awan-awan, "Hei pemuda A! Kenapa kau tidak membawa temanmu itu ikut pulang bersama?"


"Ogah! Wlee... Inikan keberuntungan saya. Meskipun kita sebelumnya berteman, tapi kami sudah sepakat untuk menentukan siapa yang lebih beruntung diantara kami. Dan kenyataannya saya lebih beruntung. Ini hak saya. Dan saya tak berhak membaginya ke pemuda B itu."


"MASYA ALLAH! SOMBONG SEKALI KAU!" sahut langit semakin keras. "Tidak sepatutnya kau berkata seperti itu! Dasar angkuh!"


"Ngeh? Kenapa? Apa urusannya? Apa yang membuat saya harus merasa berhutang dengan si B?"


"Andaikan kamu tahu isi doa si B..."


"Memangnya apa? Kok sampe segitunya sih? Lebay!"


"Si B berdoa AGAR SEMUA DOA-DOAMU TUHAN KABULKAN!!!"


Mendengar itu, pemuda A langsung terbelalak hatinya. Betapa sahabatnya selama ini telah ia campakan. Tapi lautan telah murka. Ombak besar menyapu kapalnya dan laut menelan jasadnya hidup-hidup...


"friendship is where you can rely your burden, where you can waste your sadness, where you can weep on their arms, where you can share your happiness, where you can laugh together, where you can find out the answer when you are confused, and where you embrace your really life..."